CyberKMM-Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor Cabang
Kairo menggelar Seminar
dan Dialog Interaktif dengan manghadirkan
Ahmad Fuadi, penulis novel Best Seller Negeri 5 Menara. Acara tersebut diadakan
di International Garden, Nasr City, Kairo pada hari Sabtu (22/3) kemarin.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Fuadi memberikan motivasi kepada Masisir. Ia mengatakan bahwa masuk
pesantren bukanlah halangan untuk melanjutkan sekolah lebih jauh sebab di
pesantren, setiap orang bukan hanya dididik untuk belajar, tapi juga diajari
cara menjalani kehidupan atau Way of Life. “Pesantren bukanlah limit untuk ke
mana-mana karena alumni pesantren itu (sekarang) ada di mana-mana,” tuturnya.
Menanggapi eksistensi
penulis Minang saat ini, pria kelahiran Maninjau itu menuturkan, “Di
tahun 80 atau 90-an, penulis Minang berkurang menurut saya.” Sebenarnya, kata alumni Gontor ini, kurang terlihatnya eksistensi penulis Minang ini bukan karena penulis atau bakatnya menghilang, namun tulisan mereka
susah untuk masuk ke level nasional. Ia menuturkan,
“Mungkin tidak punya akses masuk ke level nasional.”
Solusinya, lanjut Ahmad Fuadi, adalah dengan
meningkatkan kemampuan dalam mengolah tulisan dan rasa bersaing untuk
menembus ke level nasional. “Tingkatkan kemampuan menulis kita dan coba tembus
penerbit nasional,” ucapnya.
Salah satu peserta seminar, Nisak Ul Mujahidah, mengatakan bahwa dirinya banyak mendapat pencerahan dari acara tersebut. "Orang yang ingin sukses pasti pernah gagal dan terjatuh. Tapi hal itu tidak menyulutkan niatnya untuk bangkit lagi," katanya.
Salah satu peserta seminar, Nisak Ul Mujahidah, mengatakan bahwa dirinya banyak mendapat pencerahan dari acara tersebut. "Orang yang ingin sukses pasti pernah gagal dan terjatuh. Tapi hal itu tidak menyulutkan niatnya untuk bangkit lagi," katanya.
Di akhir acara, Ahmad Fuadi menyampaikan bahwa belajar keluar negeri itu adalah sebuah nikmat dari Allah dan jangan disia-siakan. "Merantau jauh itu adalah sebuah nikmat. Syukuri dan jalani sebaik mungkin!" pungkasnya.
Selain dihadiri oleh ratusan Masisir, acara seminar itu juga
turut dihadiri oleh mahasiswa dari Singapura, Malaysia, Thailand, dan beberapa
negara Asean lainnya. (AA)