Ketua KMM: Lihat Isu Siloam dari Kacamata Islam! - KMM MESIR | Official Website
Headlines News :
Home » , » Ketua KMM: Lihat Isu Siloam dari Kacamata Islam!

Ketua KMM: Lihat Isu Siloam dari Kacamata Islam!

Written By Unknown on Minggu, 09 Juni 2013 | 05.34

Desakan kepada KMM Mesir untuk mengeluarkan surat pernyataan secara resmi untuk menolak pembangungan RS. Siloam dan seluruh turunannya semakin kuat. Ibarat bola salju, desakan tersebut terus berkembang dan bertambah besar. Sebagian warga KMM Mesir yang pada awalnya  tidak mengetahui masalah itu, akhirnya mencari tahu dan ikut merapatkan barisan untuk mendesak KMM bisa mengeluarkan pernyataan penolakan tersebut dengan secepatnya.

Di pihak lain, KMM Mesir mengaku belum bisa mengeluarkan surat tersebut karena berbagai faktor. Untuk itu, simak ulasannya dalam wawancara ekslusif dengan ketua KMM Mesir Muhammad Syukron.


Apa yang menghalangi KMM  Mesir  untuk mengeluarkan surat pernyataan penolakan  pembangunan RS. Siloam secara resmi?

KMM adaalah semacam organisasi dan kita tentu harus melihat pernyataan ini atas nama organisasi dan harus mewakili semua orang  yang ada di sini. Secara substasnsi saya setuju kalau memang kerisauan yang sifatnya sensitif (kristenisasi), kalau memang terbukti kita akan menyetujinya. Tapi saya sedang mengumpulkan bukti-bukti dan kronologi apa sebenarnya  yang terjadi. Sekarang kita kan baru berpedoman kepada media, MUI Sumbar, ormas dan IAIN Padang. Tapi tentu kita disini harus mempelajari lebih jauh lagi seperti dari kronologinya.

Apa yang sedang dikaji oleh KMM?

Kita sedang menanyakan hal ini kepada pihak terkait seperti di MUI Buya Mas’ud dan alumni kita yang di IAAI.

Apakah pernyataan Buya Gusrizal atas nama MUI yang juga dari alumni KMM tidak cukup untuk menjadi dasar mengeluarkan surat?

Iya, itu baru sekedar ijtihad yang bisa diikuti dan bisa dipelajari lagi. Hal tersebut bukan berarti melemahkan ijtihad MUI Sumbar. Prioritas mereka sudah jelas untuk menyelamatkan agama Islam. Cuma yang jadi pertimbangan sekarang bagaimana latar belakangnya dan  kronologinya. Itu sekarang yang sedang ditunggu.  

Siapa saja pihak yang sudah Anda hubungi?

Buya Mas’ud, pihak Pemda, IAAI, dan tentu kita harus mendengar semuanya. Secara pribadi, saya juga menegaskan ikut menolak, tapi atas nama organisasi belum bisa langsung. Jadi kita masih menunggu informasi  tersebut.

Sampai kapan Anda menunggu informasi tersebut?

Sepertinya hingga sampai setelah ujian, sekitar tanggal 20-an. Dan rasanya kita belum terlalu terlambat.

Sejauh mana kebenaran isu sektarian yang dikatakan oleh sebagian warga KMM?

Saya kira itu hanya sentimen pribdai. Kan sudah saya jawab (di grup KMM red.). Tidak ada haknya menyatakan kalau KMM di  bawah ketiak gubernur atau gubernur di bawah ketiak Pemko Padang.

Bukankah pihak Pemko Padang harus minta izin dulu kepada gubernur?

Sebenarnya, masalah ini tidak ada sangkut pautnya dengan gubernur. Ini murni dari Pemko Kota Padang. Gubernur sama sekali tidak tahu masalah ini. Dan ini otonomi daerah Padang. Kenapa bisa mencuat ke gubernur? Karena kantor gubernur terletak di Kota Padang. Secara tidak fair ini dikaitkan dengan partai tertentu. Ini tidak fair. Karena yang ini adalah kebijakan dari pak Fauzi Bahar.

Okelah kalau dikatakan ada kebijakan gubernur, tapi Pemko Padang bisa menyatakan sikap  dan membuat program secara institusi tanpa melalui pihak pemerintah provinsi. Seperti masalah ini. Gubernur tidak tahu menahu masalah ini, rupanya sudah oke saja.

Tidak hanya itu, wakil walikota Padang pak Mahyeldi sendiri tidak tahu program ini sudah disepakati. Paginya disepakati, pak Mahyeldi baru diberi tahu sorenya.

IAAI Sumbar meminta KMM membuat dua surat yang akan dilayangkan kepada Pemko dan Pemprov, apa tanggapan Anda?

Oke. Mungkin Buya Muchlis Bahar mengintruksikan ini setelah membaca Inbox kami hari ini. Mungkin akan kami segerakan. Surat pertanyaan (klarifikasi) masalah ini dari KMM sebagai bahan IAAI untuk menghadap dan setelah itu baru sama-sama kita ambil sikap IAAI dan KMM Mesir

Bagaimana tanggapan Anda terkait adanya warga KMM yang berinisiatif untuk mengumpulkan tanda tangan?

Tidak masalah. Justru saya mendukung apa yang diusulkan Yahdi. Biar bisa kelihatan berapa orang yang mendukung  dan saya rasa tidak akan semuanya yang mendukung.

Bagaimana tanggapan Anda terkait banyaknya warga KMM yang meminta agar segara mengeluarkan surat resmi tersebut?

Banyaknya itu berapa? Paling hanya 25 orang, makanya kita perlu data.

Berarti menurut Anda ada warga kmm yang mendukung pembangunan RS. Siloam?

Bisa saja. Misalkan warga KMM berjumlah berjumlah 356. Yang aktif di Facebook misalkan 100 orang paling banyak atau 200.  Yang tidak tahu menahu misalkan 150.  Akan kita apakan yang 150 ini jika kita ingin menyatakan sikap dan surat pernyataan atas nama KMM? Dan KMM itu adalah atas nama seluruh anggota.

Jangan nanti tatkala surat sudah keluar ada yang mengatakan kalau dia tidak tahu menahu mengenai masalah surat ini. Tentu nanti yang akan disalahkan juga DP  KMM.  Makanya kita membutuhkan data konkrit  tapi tentunya bukan itu yang akan kita lakukan. Kita tetap akan menungggu kronologi dan informasi  dari Sumbar.

Apakah kalau ditunggu sampai selesai ujian maka itu akan  terlambat?

Seperti yang sudah saya bilang tadi, apakah surat kita bisa langsung membatalkan pembangunan?  Kalau memang seperti itu, hari ini juga akan kita keluarkan.  Tapi apakah kekuatan surat kita akan seperti itu? Tapi kan surat kini ini hanya untuk memperkuat hujah bahwasanya kita ikut mendukung penolakan.   Makanya tidak ada urgensi untuk mengeluarkan surat it secepatnya. Kebijakan tetap ada di pemko. Meski berdatangan surat penolakan dari seluruh penjuru, tapi tetap yang bisa menolak hanya adalah pemko. Coba kita berfikir sampai ke sana.

Apakah Anda selaku ketua KMM menunggu telepon dari gubernur dulu?

Saya tidak punya akses ke sana dan belum ada. Ini hanya pernyataan sentimen pribdi. Coba kalau masalah ini terjadi di Dharmasraya? Tentu masalahnya tidak akan sepanas ini. Tapi untuk kristenisasi di Ranah Minang, kita tetap sepakat (menolak red.).

Meski ada isu kristenisasi yang pernah terjadi, okelah. Kenapa rumah sakit tersebut masih bertahan. Kenapa kita tidak melihat dari Fikih Daulah-nya. Kenapa tidak kita pelajari secara syariat.

Dulu Nabi  ketika orang  Yahudi, adakah Nabi pernah melarang mereka membangun pemukiman. Tidak ada. Bahkan Nabi maftuh (terbuka red.)

Apakah latar belakang James T Riady sebagai tokoh misonaris sudah cukup untuk menolak pembangunan ini?

Belum cukup. Kita kan berbicara masalah kritis. Saya setuju dengan kritis mahasiswa Minang. Tapi,  mari coba kita kritis dengan dalil ilmiah kita.  Coba kita kaji dengan Syar’i dan Fikih Daulah. Bagaimana Rasulullah dahulu dengan orang-orang Yahudi dan kafir Qurasiy? Maftuh Rasulullah kan? Beliau izinkan mereka masuk. Ketika mereka membangkang, baru Rasulullah mengusir.

Ketika hal ini terjadi di Sumbar, Kota Padang khususnya, pernahkan kita mengkaji secara syar’i seperti itu? Sekarang kita lihat Fikih Daulah dan Fikih Sirah-nya. Coba kita kritis di sana.  Coba kita sedikit berpihak kepada pemerintah Kota Padang kenapa mereka bisa mengambil kebijakan seperti itu. Pasti ada alasan. Tidak mungkin  mereka tidak memikirkan kristenisasi di Padang.

Ketika dikatakan kristenisasi, berarti mereka ingin mendakwahkan kristen kepada agama Islam. Coba kita berfikir terbalik. Ketika kita membangun Islamic Center  misalkan, apakah ada mereka menolak? Tidak kan. Coba kita berfikir riil. Itulah mahasiswa yang kritis. Tapi kita hanya berfikir satu arah saja, coba kita berfikir dua arah. Pertahanlan alur kita dan pikirkan kenapa mereka berpendapat seperti itu. Jangan kita kritis hanya untuk mengedepankan unek-unek atau antusias kita saja.

Apa himbauan anda untuk warga KMM?

Sebagaimana yang sudah saya nyatakan,  jangan sampai ada sentimen pribadi. Lalu berbicara dengan data.  Jangan dengan logika dan retorika saja. (AA)


Share this article :
 
Copyright © 2013. KMM MESIR | Official Website - All Rights Reserved
Adress: Block 502 Complex Emarat 1st Settlement New Cairo Egypt Telp: (+202)22478245
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Modified by @salmanpiar