Desakan kepada KMM Mesir untuk
mengeluarkan surat pernyataan secara resmi untuk menolak pembangungan RS. Siloam dan seluruh
turunannya semakin kuat. Ibarat bola salju, desakan tersebut terus berkembang
dan bertambah besar. Sebagian warga KMM Mesir yang pada awalnya tidak mengetahui masalah itu, akhirnya mencari
tahu dan ikut merapatkan barisan untuk mendesak KMM bisa mengeluarkan pernyataan
penolakan tersebut dengan secepatnya.
Di pihak lain, KMM Mesir mengaku belum bisa mengeluarkan surat tersebut karena berbagai faktor. Untuk itu,
simak ulasannya dalam wawancara ekslusif dengan ketua KMM Mesir Muhammad
Syukron.
Apa yang menghalangi KMM Mesir untuk mengeluarkan surat pernyataan penolakan pembangunan RS. Siloam secara resmi?
KMM adaalah semacam organisasi
dan kita tentu harus melihat pernyataan ini atas nama organisasi dan harus
mewakili semua orang yang ada di sini.
Secara substasnsi saya setuju kalau memang kerisauan yang sifatnya sensitif (kristenisasi), kalau memang
terbukti kita akan menyetujinya. Tapi saya sedang mengumpulkan bukti-bukti dan
kronologi apa sebenarnya yang terjadi. Sekarang
kita kan baru berpedoman kepada media, MUI Sumbar, ormas dan IAIN Padang. Tapi tentu
kita disini harus mempelajari lebih jauh lagi seperti dari kronologinya.
Apa yang sedang dikaji oleh
KMM?
Kita sedang menanyakan hal ini
kepada pihak terkait seperti di MUI Buya Mas’ud dan alumni kita yang di IAAI.
Apakah pernyataan Buya Gusrizal
atas nama MUI yang juga dari alumni KMM tidak cukup untuk menjadi dasar
mengeluarkan surat?
Iya, itu baru sekedar ijtihad
yang bisa diikuti dan bisa dipelajari lagi. Hal tersebut bukan berarti
melemahkan ijtihad MUI Sumbar. Prioritas mereka sudah jelas untuk menyelamatkan
agama Islam. Cuma yang jadi pertimbangan sekarang bagaimana latar belakangnya
dan kronologinya. Itu sekarang yang
sedang ditunggu.
Siapa saja pihak yang sudah Anda hubungi?
Buya Mas’ud, pihak Pemda, IAAI,
dan tentu kita harus mendengar semuanya. Secara pribadi, saya juga menegaskan
ikut menolak, tapi atas nama organisasi belum bisa langsung. Jadi kita masih
menunggu informasi tersebut.
Sampai kapan Anda menunggu
informasi tersebut?
Sepertinya hingga sampai setelah
ujian, sekitar tanggal 20-an. Dan rasanya kita belum terlalu terlambat.
Sejauh mana kebenaran isu
sektarian yang dikatakan oleh sebagian warga KMM?
Saya kira itu hanya sentimen
pribdai. Kan sudah saya jawab (di grup KMM red.). Tidak ada haknya menyatakan
kalau KMM di bawah ketiak gubernur atau gubernur
di bawah ketiak Pemko Padang.
Bukankah pihak Pemko Padang
harus minta izin dulu kepada gubernur?
Sebenarnya, masalah ini tidak ada
sangkut pautnya dengan gubernur. Ini murni dari Pemko Kota Padang. Gubernur sama
sekali tidak tahu masalah ini. Dan ini otonomi daerah Padang. Kenapa bisa
mencuat ke gubernur? Karena kantor gubernur terletak di Kota Padang. Secara tidak
fair ini dikaitkan dengan partai tertentu. Ini tidak fair. Karena yang ini
adalah kebijakan dari pak Fauzi Bahar.
Okelah kalau dikatakan ada
kebijakan gubernur, tapi Pemko Padang bisa menyatakan sikap dan membuat program secara institusi tanpa
melalui pihak pemerintah provinsi. Seperti masalah ini. Gubernur tidak tahu
menahu masalah ini, rupanya sudah oke saja.
Tidak hanya itu, wakil walikota
Padang pak Mahyeldi sendiri tidak tahu program ini sudah disepakati. Paginya disepakati,
pak Mahyeldi baru diberi tahu sorenya.
IAAI Sumbar meminta KMM membuat dua surat yang
akan dilayangkan kepada Pemko dan Pemprov, apa tanggapan Anda?
Oke. Mungkin Buya Muchlis Bahar
mengintruksikan ini setelah membaca Inbox kami hari ini. Mungkin akan
kami segerakan. Surat pertanyaan (klarifikasi) masalah ini dari KMM sebagai
bahan IAAI untuk menghadap dan setelah itu baru sama-sama kita ambil sikap IAAI
dan KMM Mesir
Bagaimana tanggapan Anda
terkait adanya warga KMM yang berinisiatif untuk mengumpulkan tanda tangan?
Tidak masalah. Justru saya
mendukung apa yang diusulkan Yahdi. Biar bisa kelihatan berapa orang yang
mendukung dan saya rasa tidak akan
semuanya yang mendukung.
Bagaimana tanggapan Anda
terkait banyaknya warga KMM yang meminta agar segara mengeluarkan surat resmi tersebut?
Banyaknya itu berapa? Paling hanya
25 orang, makanya kita perlu data.
Berarti menurut Anda ada warga
kmm yang mendukung pembangunan RS. Siloam?
Bisa saja. Misalkan warga KMM
berjumlah berjumlah 356. Yang aktif di Facebook misalkan 100 orang paling
banyak atau 200. Yang tidak tahu menahu misalkan
150. Akan kita apakan yang 150 ini jika
kita ingin menyatakan sikap dan surat pernyataan atas nama KMM? Dan KMM itu
adalah atas nama seluruh anggota.
Jangan nanti tatkala surat sudah
keluar ada yang mengatakan kalau dia tidak tahu menahu mengenai masalah surat
ini. Tentu nanti yang akan disalahkan juga DP
KMM. Makanya kita
membutuhkan data konkrit tapi tentunya
bukan itu yang akan kita lakukan. Kita tetap akan menungggu kronologi dan informasi dari Sumbar.
Apakah kalau ditunggu sampai
selesai ujian maka itu akan terlambat?
Seperti yang sudah saya bilang
tadi, apakah surat kita bisa langsung membatalkan pembangunan? Kalau memang seperti itu, hari ini juga akan
kita keluarkan. Tapi apakah kekuatan
surat kita akan seperti itu? Tapi kan surat kini ini hanya untuk memperkuat
hujah bahwasanya kita ikut mendukung penolakan. Makanya tidak ada urgensi untuk mengeluarkan
surat it secepatnya. Kebijakan tetap ada di pemko. Meski berdatangan surat
penolakan dari seluruh penjuru, tapi tetap yang bisa menolak hanya adalah pemko.
Coba kita berfikir sampai ke sana.
Apakah Anda selaku ketua KMM menunggu
telepon dari gubernur dulu?
Saya tidak punya akses ke sana
dan belum ada. Ini hanya pernyataan sentimen pribdi. Coba kalau masalah ini
terjadi di Dharmasraya? Tentu masalahnya tidak akan sepanas ini. Tapi untuk
kristenisasi di Ranah Minang, kita tetap sepakat (menolak red.).
Meski ada isu kristenisasi yang
pernah terjadi, okelah. Kenapa rumah sakit tersebut masih bertahan. Kenapa kita
tidak melihat dari Fikih Daulah-nya. Kenapa tidak kita pelajari secara
syariat.
Dulu Nabi ketika orang
Yahudi, adakah Nabi pernah melarang mereka membangun pemukiman. Tidak ada.
Bahkan Nabi maftuh (terbuka red.)
Apakah latar belakang James T Riady
sebagai tokoh misonaris sudah cukup untuk menolak pembangunan ini?
Belum cukup. Kita kan berbicara
masalah kritis. Saya setuju dengan kritis mahasiswa Minang. Tapi, mari coba kita kritis dengan dalil ilmiah
kita. Coba kita kaji dengan Syar’i
dan Fikih Daulah. Bagaimana Rasulullah dahulu dengan orang-orang Yahudi dan
kafir Qurasiy? Maftuh Rasulullah kan? Beliau izinkan mereka masuk. Ketika mereka
membangkang, baru Rasulullah mengusir.
Ketika hal ini terjadi di Sumbar,
Kota Padang khususnya, pernahkan kita mengkaji secara syar’i seperti itu?
Sekarang kita lihat Fikih Daulah dan Fikih Sirah-nya. Coba kita kritis di sana. Coba kita sedikit berpihak kepada pemerintah Kota Padang kenapa mereka bisa mengambil kebijakan seperti itu. Pasti ada alasan.
Tidak mungkin mereka tidak memikirkan
kristenisasi di Padang.
Ketika dikatakan kristenisasi,
berarti mereka ingin mendakwahkan kristen kepada agama Islam. Coba kita berfikir
terbalik. Ketika kita membangun Islamic Center misalkan, apakah ada
mereka menolak? Tidak kan. Coba kita berfikir riil. Itulah mahasiswa yang
kritis. Tapi kita hanya berfikir satu arah saja, coba kita berfikir dua arah. Pertahanlan
alur kita dan pikirkan kenapa mereka berpendapat seperti itu. Jangan kita
kritis hanya untuk mengedepankan unek-unek atau antusias kita saja.
Apa himbauan anda untuk warga KMM?
Sebagaimana yang sudah saya
nyatakan, jangan sampai ada sentimen
pribadi. Lalu berbicara dengan data. Jangan
dengan logika dan retorika saja. (AA)