CyberKMM-Sabtu kemarin (22/2) Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) berkesempatan
untuk mengunjungi Grand Mufti Mesir Prof. Dr. Syauqi Ibrahim ‘Allam di Dar
al-Ifta’ Mishriyyah (Lembaga Fatwa Mesir), Darrasah. Kunjungan tersebut diadakan setelah shalat Ashar dan diikuti
lebih dari 200 orang Masisir. Acara itu diadakan oleh Persatuan Pelajar dan
Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir dan bekerja sama dengan KBRI Kairo.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Syauqi menekankan tentang
pentingnya bagi Masisir untuk menimba ilmu di al-Azhar dengan serius. Sebab, ilmu
di al-Azhar tidak bisa didapatkan dengan mudah, harus bekerja keras dan
membutuhkan waktu yang lama. “Logika atau cara berpikir al-Azhar tidak bisa
didapatkan dalam waktu satu hari atau pun satu bulan tapi membutuhkan waktu yang
panjang,” tuturnya.
Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan fatwa. Fatwa yang dikeluarkan seorang mufti, kata beliau, bukanlah hal
yang gampang. Banyak proses dan jalan yang ditempuh untuk sampai kepada sebuah
hukum. “Sebelum (sampai kepada fatwa) boleh atau dilarang, dibutuhkan proses yang sangat panjang dan
harus mengetahui kondisi serta fakta di lapangan,” katanya.
Kemudian, beliau juga menjelaskan bagimana ilmu al-Azhar
yang sebenarnya. Beliau mengatakan bahwa ilmu al-Azhar adalah ilmu cinta damai
dan tidak mengandung kekerasan. Kata beliau, “Sepanjang seribu tahun, tidak
pernah ada Azhari sejati yang menggunakan kekerasan tapi mengobatinya.”
Sementara itu, Presiden PPMI Amrizal Batu Bara menuturkan
bahwa acara itu diadakan dalam rangka menjalin hubungan silaturahim dengan Lembaga Fatwa Mesir. “Tujuannya untuk menjalin silaturahim dan mengambil berkah dari
wali Allah,” tuturnya.
“Kita juga berharap agar dengan acara ini Masisir bisa
menjadi ulama, da’i dan wali Allah,” pungkasnya. (AA)